Setiap orang ingin mencari yg terbaik dari yg baik untuk diri, hidup dan masa depannya. Meninggalkan untuk yang lebih baik itu adalah wajar bukan kurang ajar. Yang ditinggalkan seharusnya belajar. Seharusnya seperti itu. Ada saat dimana kita harus terjebak dalam satu ruang yang entah pintu keluarnya berada dimana terowongan yang tak berujung tak seperti sungai yg selalu menemukan jalannya pulang pada akhirnya akan berujung di lautan. Tapi bukan kah tiap terowongan yang gelap akan berujung pada cahaya yang terang? Ketika logika dan kata hati tak senada terkadang membuat satu alunan musik yg sulit untuk dimengerti bahkan akal sehat manusia tak mampu untuk menalarnya, kata yg tercipta pun tak mampu untuk menerjemahkannya. Tapi, hidup adalah pilihan seperti kata temen aku semua ada di tanganmu memilih jalan bahagia atau sebaliknya. Tapi, banyak jalan menuju bahagia itu sendiri, satu hal yang belum bisa aku dapatkan adalah bahagia lepas yang pure dan tulus dari hati tanpa rasa takut akan kehilangan, menjadi diri sendiri, mengajarkanku bagaimana kesederhanaan bisa mencapai kesempurnaan, bisa menjadikan sebuah senyuman sebagai rumah tempat kembali ketika rasa lelah mulai menjamu karena dunia tak ramah, yang menawarkan rasa nyaman sebagai penawar penat dan menjadikan bahu tempat bersandar rumah untuk kembali seperti laksana surga tempat mencurahkan segala rasa cinta suci dalam batinku bercerita tentang "kita" yaaah hanya ada " kita " yang melebur ke dalam sukma yang jangkauan radar hatinya tak terbatas dan takkan pernah lemah bila bercerita tentang "kita", yang matanya selalu berbinar bila membahas tentang "kita", yang selalu berusaha jadi yg terbaik untuk dia yg terkasih tak peduli apa kata mereka. Yang ada hanya "karena ku sayang kamu, I'm in you"