Minggu, 11 Desember 2011

from my deepest heart for my prince

biarkan aku mencintainu dengan caraku sendiri...

entah...apa dan siapa yang mesti dipersalahkan.

tak mungkin pula aku menyalahkan waktu dan keadaan.
semuanya bagaikan disulap seketika oleh sang penguasa kehidupan.
rasa pahit itu semakin menghunjam batinku hingga aku kehilangan arah,
kemana harus menitih langkah kakiku yang tersandung batu-batu kerikil
kehidupan yang tajam dan kejam.
bahkan, akal sehatku pun tak ckup untuk membendungnya.
tapi..,mencintaimu tak membuat aku hina bila harus mengalah,
tak membuat aku lupa tentang arti hidup yang sebenarnya.
mencintaimu..,memberikan aku satu keyakinan tuk tetap bertahan
walau terkadang ku jatuh, namun hati kecilku percaya kau akan slalu
ada menjagaku. hanya satu pintaku...
cinta...tegarkan hatiku tak mau sesuatu merenggut engkau.
aku harus berdiri di tepian hatiku sendiri menatap jalan yang menjauh
entah...arah mana yang akan ku pilih. jalan yang membuat hatiku lara,
di atas luka lamaku, rapunhya jiwaku, dan hati yang hampir mati.
andai saja kau tahu lapuknya hatiku dan sepinya nuraniku slama ini
bayang masa lalu masih trus mengekang jiwaku yang lemah tentang pahitnya
"kehilangan" yamg tak pernah tersiraat dalm anganku.
ombak yang menggoyahkan perahuku saat aku mulai belajar
mengarahkan layar perahuku sendiri di tengah terpaan angin kencang yang
terkadang mengubah arahku menuju dermaga kehidupan yang aku dambakan,
meski terkadang aku berpikir dapatkah aku mendayung perahuku
untuk menyatukan inginku??tapi..,jujur aku tak sanggup bila harus sendiri
di tengah lautan kehidupan yang semakin bengis.tapi..,aku takkan pernah coba
tuk melawan arah angin itu karena hal itu terlalu sia-sia untukku
yang hanya manusia biasa yang sangat terbatas.
aku harus mengikuti arah angin itu dan mengarahkan layar perahuku
hingga ombak kembali tenang tapi tak boleh lengah sedetik pun
karena ombak tenang, hujan badai telah bersiap mengobrak-abrik
perahu mungilku...:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar